Memahami Strategi Ilegal Predatory Pricing dalam Bisnis
Kompetisi dalam dunia bisnis memang wajib menerapkan berbagai strategi agar dapat dimenangkan dan mendatangkan keuntungan. Namun ternyata, tidak semua strategi yang ada dan dikenal merupakan strategi yang dianggap adil. Predatory pricing adalah salah satu strategi yang dianggap tidak fair, karena dapat mencederai kesehatan iklim bisnis yang ada.
Meski demikian masih ada saja perusahaan atau bisnis yang menggunakan strategi ini untuk memenangkan persaingan, dengan berbagai dalih pembelaan. Maka untuk mengenali dan mewaspadai ancaman strategi predatory pricing, mari bahas tuntas strategi ini mulai dari pengertian, dampak negatif, hingga tips menghadapinya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Strategi Promosi dan 5 Tipsnya!
Mengenal Apa Itu Predatory Pricing
Predatory pricing merupakan salah satu strategi penetapan harga, dengan menggunakan harga sangat rendah pada produk yang dijual. Acuan harga sangat rendah ini dibandingkan dengan produk pesaing yang ada di pasar, dengan tujuan untuk mendapatkan pembeli dalam jumlah lebih besar, sehingga bisnis memperoleh penjualan yang lebih tinggi.
Meski secara logika bisnis dasar hal ini terdengar seperti strategi yang menarik, namun secara praktis penggunaan predatory pricing merupakan hal yang tidak direkomendasikan di banyak sektor bisnis. Bahkan tidak jarang di beberapa negara, strategi ini benar-benar dilarang menggunakan regulasi baku.
Penerapan strategi pricing ini mungkin bisa mendatangkan keuntungan bagi bisnis yang menerapkannya. Namun dalam jangka panjang, efek buruknya bisa merusak ekosistem bisnis yang ada, dan berpotensi besar menimbulkan monopoli dalam industri.
Apakah Efeknya Benar-Benar Buruk?
Ya, efek dari penerapan predatory pricing dalam jangka panjang dan cakupan industri luas akan benar-benar buruk dan membuat iklim industri menjadi tidak baik. Banyak hal yang secara berantai bisa terjadi, dan risiko yang harus ditanggung tidak hanya dirasakan oleh pelaku bisnis yang menerapkan strategi ini saja.
Beberapa efek buruk dari penerapan strategi pricing ini antara lain adalah sebagai berikut.
1. Terjadinya Perang Harga
Ketika terdapat satu bisnis yang menggunakan harga jauh di bawah harga produk sejenis, otomatis akan terjadi perang harga. Memang, dari sisi konsumen, hal ini akan sangat menguntungkan, dalam jangka pendek.
Mengapa hanya jangka pendek?
Sebab keuntungan produk dengan harga murah ini harus dibayar dengan harga yang jauh lebih tinggi, yakni persaingan bisnis yang tidak sehat. Perang harga akan terjadi secara langsung dan berkelanjutan, sehingga lama kelamaan persaingan yang terjadi dalam industri menjadi sangat tidak sehat.
2. Harga yang Tidak Masuk Akal
Secara bisnis, perang harga yang muncul akan semakin tidak masuk akal seiring berjalannya waktu. Setiap perusahaan akan berusaha memberikan harga terendah, dan lambat laun membuat biaya produksi menjadi tidak dapat dipenuhi lagi karena semua orang berusaha memberikan harga paling rendah.
Persaingan ini akan menghancurkan bisnis dan ekosistem yang ada di sebuah daerah, dan membawa petaka bagi semua pelaku bisnis. Dalam banyak skenario, predatory pricing akan membuahkan satu perusahaan atau bisnis yang berhasil bertahan karena memiliki modal paling besar.
3. Menyebabkan Adanya Monopoli
Ketika hanya satu perusahaan atau produk saja yang berhasil bertahan, maka kondisi ini akan menjadi monopoli dagang. Konsumen, yang mungkin pada awal munculnya tren predatory pricing merasa diuntungkan, harus berhadapan dengan satu-satunya produsen yang tersisa.
Akibatnya konsumen mau tidak mau harus membeli produk yang tersedia karena tidak memiliki pilihan lain. Dapat dilihat di sini, pada akhirnya yang terdampak strategi pemasaran ini tidak hanya pelaku bisnis saja, namun juga konsumen yang menjadi pasar dari produk tersebut.
5 Tips Menghadapi Predatory Pricing yang Dilakukan Kompetitor
Idealnya setiap jenis produk atau usaha memiliki asosiasi bisnis yang menjadi wadah untuk pengusaha dalam mengkoordinasikan standar kualitas dan harga produk yang diberikan. Keberadaan asosiasi ini dapat menjalankan fungsi kontrol pada harga produk, sehingga persaingan tetap sehat.
5 tips yang bisa digunakan dalam menghadapi predatory pricing antara lain adalah sebagai berikut.
- Berkoordinasi dengan asosiasi dan komunitas pebisnis untuk menekan pelaku penerapan strategi pricing tersebut secara terbuka. Pasalnya, risiko yang muncul tidak hanya jangka pendek, namun jangka panjang dan benar-benar destruktif.
- Mengajukan tuntutan, gugatan, atau sejenisnya, dengan landasan hukum industri atau hukum dagang yang berlaku di negara Indonesia untuk kemudian ditindaklanjuti secara legal.
- Terus menjaga persaingan tetap sehat dengan memberikan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif sehingga pasar dapat memiliki pilihan yang beragam.
- Menjaga solidaritas setiap pelaku bisnis dalam rangka menjaga pasar agar tetap seimbang, dan cenderung stabil dalam koridor hukum dan kesepakatan yang telah dipahami bersama. Kekuatan asosiasi atau komunitas dapat berperan besar dalam hal ini.
- Memberikan edukasi pada pasar agar tidak mendukung perilaku atau penerapan strategi tidak sehat tersebut.
Baca Juga: 4 Cara Menentukan Harga Jual Produk Milik Anda agar Tepat Sasaran
Predatory pricing menjadi salah satu strategi pricing yang efektif, namun secara etika dan hukum sangat tidak dibenarkan. Persaingan dalam bisnis perlu dijaga, sebab dari sana akan muncul ekosistem bisnis yang produktif dan bertahan lama.
RUN Market, Platform Pengadaan Barang yang Menyediakan Ekosistem Produktif
Untuk pelaku bisnis dan penyedia bahan baku, RUN Market merupakan pilihan paling tepat guna melakukan aktivitas bisnis. Pasalnya, harga yang dicantumkan bisa lebih terbuka dan mudah dibandingkan dengan penyedia lain, sehingga persaingan bisa terjadi lebih sehat tanpa harus menerapkan strategi predatory pricing. Jadi, segera bergabung dengan RUN Market, dan maksimalkan setiap fitur yang ditawarkan oleh RUN Market sekarang juga!