Efisiensi Value Chain dalam Bisnis dan Perusahaan

Dalam rangka melakukan pengembangan produk dan peningkatan kualitas, value chain bisa menjadi salah satu cara yang diterapkan untuk produk perusahaan. Pada dasarnya, konsep ini adalah usaha yang dilakukan untuk menambah nilai, keunggulan, pembeda, serta kekuatan saing di pasar sehingga dapat mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi perusahaan.

Jelas, eksekusi dari konsep ini sendiri bukan hal yang dapat dikatakan mudah. Hal ini karena value chain akan berusaha meningkatkan nilai sebuah produk dari setiap aspek produksi yang dimiliki perusahaan. Output yang diharapkan adalah dapat mendatangkan kepuasan bagi pelanggan setianya, dan meningkatkan penjualan secara signifikan.

Baca Juga: Ketahui 5 Manfaat Aplikasi Gudang untuk Perusahaan

Secara Singkat Pemahaman Mengenai Value Chain

Value chain sebenarnya merupakan salah satu strategi peningkatan nilai produk dari setiap tahapan produksi, penjualan, hingga layanan setelah penjualan yang dinikmati pelanggan. Orientasinya jelas, untuk meningkatkan kepuasan pada pelanggan sehingga muncul loyalitas dan pembelian berulang.

Prosesnya mulai dari perancangan produk, pembelian bahan baku, proses produksi, distribusi ke pelanggan, hingga pelayanan setelah produk digunakan oleh pelanggan. Semua aktivitas ini diupayakan menambahkan nilai pada produk yang dimiliki, sehingga unggul di pasaran.

Tapi Apa Fungsinya secara Mendasar?

Secara mendasar, fungsi dari value chain adalah meningkatkan keuntungan perusahaan dari waktu ke waktu, sebab termasuk dalam strategi pemasaran dan pengembangan produk. Namun demikian strategi ini tidak berfungsi itu saja. Berikut beberapa fungsi lain dari penerapan value chain dalam aktivitas bisnis perusahaan.

• Mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggan dengan menggunakan produk dengan nilai unggul di pasar.
• Melakukan identifikasi aktivitas dalam sistem produksi sehingga dapat diketahui dengan jelas kelemahan dan kekurangan yang dapat ditingkatkan.
• Menjadi salah satu strategi pemasaran yang efeknya keuntungan jangka panjang.
• Memudahkan perusahaan dalam rangka research and development sebuah produk baru atau produk lama yang akan diluncurkan kembali.
• Fokus pada area kunci dimana penciptaan dan peningkatan value dari produk bisa dioptimalkan.
• Memperbesar peluang pasar yang dimiliki serta proses penjualan produk.
• Meningkatkan efisiensi biaya produksi dan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan, tanpa mengurangi kualitas atau nilai yang dimilikinya.

Cara Kerja dari Strategi Rantai Nilai

Ada dua kelompok besar untuk menerapkan strategi ini. Pertama disebut dengan primary activities, dan yang kedua adalah support activities. Keduanya bisa dilaksanakan dengan berkesinambungan dan saling mendukung, sehingga output yang dihasilkan optimal.

Primary Activities

Merupakan serangkaian aktivitas yang berhubungan langsung dengan kegiatan penciptaan produk, kegiatan penjualan, kegiatan pengiriman, pemeliharaan, dan pelayanan. Setiap aktivitas secara langsung bersinggungan dengan produk yang dimiliki perusahaan.

Contoh aktivitas yang masuk dalam jenis ini adalah:

• Inbound logistic, adalah aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan penerimaan, storage, dan distribusi bahan baku
• Outbound logistic, adalah aktivitas perusahaan tentang distribusi produk kepada pelanggan
• Operation, merupakan aktivitas mentransformasikan bahan baku menjadi produk akhir yang siap dipasarkan
• Marketing and sales, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan penjualan, promosi, dan lain sebagainya
• Service, yakni kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan layanan yang terkait dengan produk, mulai dari pelatihan, perbaikan, hingga perawatan dan klaim lainnya

Support Activities

Yakni aktivitas yang mendukung kegiatan operasional bisnis secara umum, dan berperan mendukung primary activities dalam praktek bisnis.  Mulai dari procurement, human resource management, technological development, dan infrastructure.

• Procurement, adalah kegiatan terkait cara memperoleh bahan baku
• Human resource management, adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan SDM yang dimiliki perusahaan dalam rangka meningkatkan output produksi
• Technological development, adalah kegiatan yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak dan keras agar dapat meningkatkan efisiensi produksi dari segi biaya dan waktu
• Infrastructure, kegiatan yang terkait dengan biaya serta aset yang berhubungan dengan manajemen umum, keuangan, serta keselamatan sistem informasi

Ilustrasi Penerapannya dalam Bisnis

Value chain sendiri diterapkan secara unik dan berbeda pada masing-masing perusahaan, sebab nilai jual dan kelebihan yang dimiliki juga berbeda-beda. Maka dari itu, ilustrasinya akan terasa sangat umum, dan tidak terlalu mendetail.

Misalkan Anda memiliki perusahaan yang memproduksi stainless steel, yang sedang akan menggunakan strategi value chain ini. Pada bagian primary activities, maka Anda bisa meningkatkan sistem pergudangan, distribusi bahan baku, distribusi produk dari gudang ke pos penjualan, kemudian meracik strategi pemasaran yang efektif untuk segmen pasar Anda, dan menyediakan layanan pelanggan yang solutif untuk pelanggan Anda.

Sedangkan untuk langkah support activities-nya Anda dapat menggunakan berbagai produk ERP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda. Penggunakan platform untuk procurement juga bisa menjadi solusi untuk optimalkan jenis kegiatan kedua ini, seperti dengan RUN Market.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Purchasing dan Procurement, Simak di Sini! 

Solusi Pengadaan Barang Terbaik untuk Setiap Jenis Bisnis

Dalam rangka mendukung strategi value chain seperti yang dijelaskan di atas, peran dari platform pengadaan barang cukup krusial. Pasalnya dengan menggunakan platform yang tepat, perusahaan bisa memperoleh bahan baku berkualitas, kerjasama yang menguntungkan, dan dukungan penambahan nilai pada produk. Segera gunakan RUN Market untuk urusan pengadaan barang yang Anda miliki, dan maksimalkan semua fitur di dalamnya!