jurnal penyesuaian persediaan barang dagang

8 Unsur Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Di dunia bisnis, pencatatan transaksi harus detail dan rinci. Hal ini akan mempengaruhi omzet serta seberapa banyak keuntungan atau kerugian yang diperoleh setiap akhir periode. Akan tetapi, sering kali pencatatan tersebut dilupakan atau bahkan diabaikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian persediaan barang dagang. 

Lalu, apa tujuannya?

Secara umum, tujuan dari pembuatan jurnal penyesuaian persediaan barang ini adalah membuat dua laporan. Pertama, laporan laba rugi yang memuat pendapatan dan pengeluaran. Kedua, laporan neraca yang memuat aset dan kewajiban. Oleh karena itu, jurnal ini menyediakan laporan laba rugi dan laporan neraca. 

Selain dua laporan tersebut, di dalam jurnal penyesuaian terdapat dua kategori yaitu pencatatan secara akumulasi dan transaksi yang tertunda. Beberapa hal yang termasuk ke dalam jurnal penyesuaian persediaan barang dagang adalah pendapatan yang diperoleh, beban biaya yang harus dibayar dan biaya dibayar di depan muka. 

Untuk memahaminya lebih utuh, artikel di bawah ini akan membahas mengenai pengertian, fungsi, cara membuat, dan contoh jurnal penyesuaian persediaan barang dagang. Simak hingga tuntas, ya.

Apa Itu Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Secara umum, jurnal penyesuaian persediaan barang dagang adalah aktivitas akuntansi yang digunakan untuk mencatat, membuat, serta menghitung pendapatan dan beban selama periode tertentu. Selain itu, di dalamnya terdapat proses perubahan tentang saldo sehingga mengetahui jumlah saldo secara pasti. 

Oleh karena jurnal penyesuaian persediaan barang ini memiliki informasi tentang perubahan saldo maka berkaitan dengan jurnal umum, khusus, hingga penutup. 

8 Komponen Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Sumber: freepik.com

Ada delapan komponen yang perlu perusahaan ketahui tentang jurnal penyesuaian persediaan barang dagang yaitu:

1. Metode Persediaan Barang Dagang

Dua metode yang ditulis dalam pencatatan dan perhitungan barang dagang yaitu:

a. Metode Ikhtisar Laba dan Rugi

Setiap transaksi yang terjadi akan mempengaruhi stok awal dan akhir barang. Ini juga berdampak pada harga jual yang ditawarkan kepada konsumen. 

  • Stok Barang Dagang Awal

Cara paling mudah untuk melakukannya adalah mendebit akun ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun persediaan barang dagang. 

  • Stok Barang Dagang Akhir

Cara paling mudah untuk menyusunnya adalah mendebit akun persediaan barang dagang dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi.

b. Metode Harga Pokok Penjualan

Jika metode ikhtisar laba rugi hanya menghitung persediaan barang dagang, metode harga pokok penjualan lebih kompleks. Sebab, perlu menghitung mulai dari pembelian, beban angkut pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan pengurangan harga. 

2. Beban Dibayar di Muka

Hal kedua adalah biaya yang dibayar sebelum menggunakan barang atau jasa. Contohnya adalah sewa rumah, polis asuransi, dan beban bunga. 

3. Pendapatan Diterima di Muka

Hal ketiga adalah transaksi yang menjadi kewajiban dan di kemudian hari menjadi pendapatan. Oleh karena itu, transaksi ini dapat digolongkan sebagai utang.

4. Perlengkapan

Hal keempat adalah perlengkapan atau yang biasa disebut dengan aset lancar. Ketika hendak membuat catatan ini yang diperlukan adalah nominal aset lancar tersebut. 

5. Piutang Tidak Tertagih

Hal kelima adalah beban perusahaan yang mana konsumen tidak mampu membayar tagihan hingga lunas. Semestinya, konsumen harus mencicil tagihan dalam jangka waktu tertentu. 

6. Beban yang Wajib Dibayarkan

Hal keenam adalah beban yang harus dibayarkan perusahaan dalam periode tertentu. Sebagai contoh: gaji karyawan yang harus disetor tiap bulan, sewa kantor yang harus dibayar per tahun, listrik dan air yang dibayar per bulan. 

7. Piutang Pendapatan

Hal ketujuh adalah sisa utang yang belum dibayar, tetapi akan didapatkan pada masa mendatang. Peristiwa seperti ini dapat terjadi karena perusahaan belum menerima dana dari klien. 

8. Penyusutan

Hal terakhir dan biasa terjadi di berbagai perusahaan adalah penyusutan. Ini merupakan bentuk kerugian karena nilai aktiva tetap mengalami penurunan. Beberapa contoh aset yang terkena penyusutan adalah harga bangunan dan harga kendaraan menurun. 

Ketika perusahaan telah memahami apa saja yang termasuk komponen jurnal penyesuaian persediaan barang dagang maka implementasikan secara efektif. Agar proses bisnis berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, manfaatkan RUN Market untuk kebutuhan bisnis yang lebih tepat sasaran. 

RUN Market untuk Pelaku Usaha

Kehadiran RUN Market di Indonesia adalah bentuk dari kolaborasi antara pelaku usaha dengan pembeli sehingga laporan dan dashboard tersedia secara real time. Ketika menggunakan RUN Market maka semuanya menjadi lebih mudah dan cepat mulai dari penjualan, distribusi hingga prosesnya pun berjalan transparan. Gabung bersama RUN Market sekarang juga dan temukan partner bisnis potensial Anda.

e-Procurement Platform untuk Solusi Pengadaan Perusahaan Anda

Daftar Gratis ! Jadwalkan Demo

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *