Biaya Bahan Baku: Definisi, Jenis, dan Cara Menghitung, Lengkap!
Proses produksi merupakan sebuah proses yang berjalan dengan dukungan banyak variabel. Perlengkapan, peralatan, staf, sistem teknologi, serta bahan baku. Yang belakangan disebut menjadi salah satu faktor krusial dalam proses ini, sehingga biayanya wajib diperhitungkan dengan cermat. Biaya bahan baku adalah satu jenis biaya yang dialokasikan perusahaan dalam melakukan pengadaan bahan baku yang diperlukan.
Untuk memahami konsep biaya bahan baku secara lebih jelas, tidak terbatas pada pengertian atau definisinya saja, artikel ini akan membantu Anda. Terkait jenis-jenis biaya bahan baku, contoh, hingga cara menghitung biaya bahan baku, semua akan dijelaskan secara detail pada beberapa poin di bawah ini.
Memahami Apa Itu Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah pengeluaran yang dimiliki perusahaan dalam rangka memenuhi semua kebutuhan bahan baku dalam proses produksi. Bahan baku yang dimaksud mulai dari bahan baku mentah, hingga bahan baku setengah jadi.
Biaya yang masuk dalam variabel ini tidak terbatas pada pengadaan bahan baku secara langsung, namun juga biaya lain yang menyertainya. Biaya tersebut antara lain biaya pengangkutan, pengiriman, hingga penyimpanan bahan baku di fasilitas gudang yang dimiliki perusahaan.
Jadi pada dasarnya, setiap pengeluaran yang dilakukan perusahaan dalam rangka pengadaan bahan baku akan masuk ke dalam jenis biaya bahan baku dalam pencatatan akuntansi di perusahaan tersebut.
Setidaknya Dikenal 2 Jenis Biaya Bahan Baku
Secara umum, biaya bahan baku adalah biaya yang dibagi ke dalam dua jenis besar. Pertama adalah biaya bahan baku langsung, dan yang kedua adalah biaya bahan baku tidak langsung.
Untuk memahaminya Anda bisa simak dua penjelasan berikut ini.
Biaya Bahan Baku Langsung
Yang dimaksud dalam jenis pertama ini adalah biaya yang muncul untuk membeli bahan baku utama yang menyusun produk hasil akhir. Besaran biaya bahan baku langsung idealnya akan berkaitan erat dengan kualitas produk akhir, jadi tak heran jika biaya jenis pertama ini cenderung besar.
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung
Biaya bahan baku tidak langsung meliputi biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan lain pendukung produksi. Bahan pendukung ini tidak secara nyata tampak pada produk akhir, namun tetap dapat mempengaruhi kualitas dan berbagai elemen produk akhir yang dibuat oleh perusahaan.
Dua jenis biaya bahan baku ini kemudian harus dihitung secara cermat, sehingga dapat dipastikan besarannya. Biaya bahan baku dipengaruhi faktor kualitas bahan baku, potongan harga yang diberikan supplier, nilai tukar mata uang, dan berbagai faktor lain yang harus dicermati satu per satu.
Ilustrasi Skenario Pembagian Jenis Biaya Bahan Baku dan Cara Menghitungnya
Untuk lebih memahami mengenai bagaimana cara menghitung besaran biaya bahan baku dapat digunakan sedikit ilustrasi. Katakanlah sebuah perusahaan bergerak di bidang pengolahan kayu lapis. Rincian biaya bahan baku yang dimiliki perusahaan tersebut kira-kira adalah sebagai berikut.
- Persediaan dan bahan baku barang : Rp20.000.000
- Biaya bahan baku setengah jadi : Rp40.000.000
- Biaya dari barang jadi dan siap jual : Rp65.000.000
- Pembelian untuk pengadaan bahan baku : Rp45.000.000
- Biaya pengiriman : Rp7.500.000
- Biaya pemeliharaan mesin pabrik : Rp10.000.000
- Biaya untuk gaji tenaga kerja langsung : Rp20.000.000
- Biaya dari sisa penggunaan bahan baku : Rp20.000.000
- Sisa dari bahan produk setengah jadi : Rp7.500.000
- Besaran kayu lapis yang siap dijual : Rp20.000.000
Untuk menghitung besaran biaya bahan baku caranya adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pertama
Bahan baku yang dipakai = saldo awal dari bahan baku + pembelian untuk bahan baku – saldo akhir bahan
= Rp20.000.000 + (Rp45.000.000 + Rp7.500.000) – Rp20.000.000
= Rp52.500.000
2. Tahap Kedua
Biaya produksi = bahan baku + tenaga kerja secara langsung + besaran biaya overhead perusahaan
= Rp52.500.000 + Rp20.000.000 + Rp10.000.000
= Rp82.500.000
3. Tahap Ketiga
Harga pokok produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir
= Rp82.500.000 + Rp40.000.000 – Rp7.500.000
= Rp115.000.000
4. Tahap Keempat
Harga pokok penjualan = harga pokok untuk produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir barang
= Rp90.000.000 + Rp65.000.000 – Rp7.500.000
= Rp147.500.000
Demikian tadi ilustrasi penghitungan biaya bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan kayu lapis tersebut.
Perhitungan biaya bahan baku adalah hal yang penting dalam proses produksi karena menjadi salah satu pertimbangan besar dalam penentuan harga produk di pasar, sehingga perusahaan tetap mendapatkan keuntungan dari setiap produk yang terjual. Jelas, perhitungannya harus cermat sehingga proses pengadaan bahan baku juga dapat berjalan lancar.
Kehadiran RUN Market untuk Membantu Pengusaha dan Penyedia Bahan Baku
Setelah memahami bahwa penghitungan biaya bahan baku adalah hal yang penting dalam proses produksi, maka selanjutnya Anda memerlukan platform pengadaan barang yang handal. RUN Market, siap menjadi opsi terbaik untuk mendapatkan supplier terbaik yang ada di pasar. Berbagai varian supplier tersedia, dengan berbagai jenis produk yang ditawarkannya. Proses transaksi yang terbuka dan jelas menjadikan pengadaan bahan baku semakin efektif, sehingga proses produksi berjalan lancar. Segera gunakan RUN Market dalam rangka pengadaan bahan baku, dan manfaatkan semua fiturnya!